Translate

Rabu, 04 April 2012

Makna Tanggung Jawab

Bismillahirrahmanirrahim

Saudara dan saudari yang mulia, saya ucapkan selamat datang kepada Anda semua yang telah hadir dalam pertemuan yang penuh ketulusan dan rasa persaudaraan ini, terutama keluarga para syuhada yang mulia dan hadirin yang datang dari jauh, juga kepada para mahasiswa asal Irak yang juga turut hadir di sini.

Hari-hari terakhir bulan Shafar adalah hari-hari yang cukup penting bagi umat Islam, khususnya Syiah. Kita sekarang sedang menyongsong peringatan hari wafatnya Nabi Besar Muhammad SAW. Kehidupan Rasulullah SAW adalah kehidupan di jalan Allah SWT serta merupakan pengabdian untuk membumikan ajaran Ilahi. Ketokohan beliau yang tiada taranya adalah satu pelajaran dan teladan yang abadi untuk umat manusia sepanjang sejarah. Allah SWT berfirman;

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَة

"Sesungguhnya dalam diri Rasulullah terdapat suri teladan yang baik bagi kalian." (QS.33.21)


Berkat perjuangan Rasulullah SAW ajaran Islam telah memenuhi rongga sejarah dan tersebar luas. Merebaknya ajaran ini dinikmati bukan hanya oleh umat Islam, tetapi juga oleh seluruh umat manusia. Kita umat Islam jika memang apresiatif terhadap kedudukan ajaran Islam dan memahami kedalamannya jelas akan mampu menciptakan suatu dunia yang baru berdasarkan cita-cita sejati yang muncul dari kedalaman hati nurani. Dengan berpegang teguh kepada Islam, umat Islam akan dapat membebaskan kehidupan ini dari keterbenaman dalam syahwat, angkara murka, kebodohan, dan egoisme. Esensi makrifat dan ajaran Islam ialah keterbebasan perilaku manusia dalam hidup ini dari belenggu syahwat dan angkara murka, kebebasan manusia dan masyarakat manusia dari sifat keakuan, dan kepasrahannya kepada petunjuk akal dan ketakwaan.

Lihatlah sederet penderitaan umat manusia; kemiskinan, keterkucilan, diskriminasi, korupsi, kebodohan, fanatisme buta, pembantaian, perang, keteraniayaan, ketertindasan, dan kekerasan. Dari mana semua ini muncul di tengah masyarakat manusia? Ini semua muncul karena manusia tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya. Manusia terbelenggu oleh hawa nafsu, kemurkaan, keakuan, ambisi, dan ketamakan kepada harta benda. Di manapun faktor-faktor ini dominan dalam kehidupan manusia, maka di situ masyarakat tergiring ke dalam kemiskinan, peperangan, kebodohan, diskriminasi, korupsi, dan fitnah. Inilah yang hendak diterapi oleh Islam. Islam mengingatkan bahwa kehendak, tekad, dan ikhtiyar manusia yang merupakan salah satu anugerah Ilahi yang terbesar bagi manusia jangan sampai diserahkan kepada kebodohan, kekejian, materialisme, egoisme, dan keakuan, melainkan serahkan kepada akal dan ketakwaan.

Tahun ini kita namakan sebagai tahun pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban bukanlah satu paham Barat, melainkan satu paham yang Islami. Ada sebagian orang yang gemar mengaitkan apapun yang disukainya kepada Barat dan menganggapnya sebagai produk pemikiran Barat. Tanggung jawab adalah bagian dari ajaran Islam yang disebut mas'uliyyah. Tanggung jawab artinya ialah bahwa setiap manusia apapun statusnya pertama harus bertanya kepada dirinya sendiri apa yang mendorongnya dalam berperilaku, bertutur kata, dan merencanakan sesuatu. Apakah perilaku itu berlandaskan akal sehat dan ketakwaan, atau malah dipicu oleh pemujaan diri, hawa nafsu, dan ambisi pribadi. Jika manusia dapat menentramkan hati nuraninya dan merespon panggilan jiwanya yang paling dalam, maka dia pasti bisa bertanggungjawab kepada yang lain.

Allah SWT berfirman;

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (QS.17.36)

Mata yang Anda miliki sehingga Anda dapat melihat dan mengindentifikasi sesuatu, kemudian telinga yang Anda miliki sehingga Anda dapat mendengarkan kebaikan untuk ditransformasikan ke dalam hati dan fisik Anda, serta kalbu yang Anda miliki sehingga Anda dapat merasakan, memutuskan, dan menjatuhkan pilihan dimana esensi manusia terletak pada kalbunya, semua ini adalah sarana yang telah dianugerahkan Allah SWT dan kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Kita semua harus bertanggungjawab atas apa yang telah kita lihat dengan mata kita; apakah kita melihat? Apakah kita cermat? Apakah kita ingin untuk melihat? Apakah kita ingin untuk mendengar? Apakah kita berniat mengambil keputusan dan mengimplementasikannya? Semua ini adalah tanggung jawab.

Rasulullah SAW bersabda;

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَ كُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

"Kamu semua adalah pemelihara, dan setiap kamu bertanggungjawab atas peliharaannya."

Kita semua bertanggungjawab. Hanya saja, semakin luas pengaruh pena, kata-kata, dan keputusan seseorang pada kehidupan manusia, semakin besar tanggung jawab yang dipikulnya. Sebab itu, para pejabat tinggi negara, para pimpinan tiga lembaga tinggi negara, begitu pula pemimpin tertinggi revolusi Islam (Rahbar) hingga seluruh eselon pejabat dan jajaran direksi memiliki tanggung jawab besar atas segala tindakan, keputusan, dan statemen masing-masing. Inilah tanggung jawab dalam ajaran Islam dimana kita semua harus menaruh komitmen padanya. Perkataan orang yang bertanggungjawab berbeda dengan perkataan orang yang tidak memiliki rasa tanggung jawab. Keputusan orang yang penuh rasa tanggung jawab juga berbeda dengan keputusan orang yang tidak memiliki rasa tanggung jawab. Sebagai pejabat, kita semua harus berhati-hati atas pernyataan dan keputusan kita. Rasa tanggung jawab inilah yang membuat jabatan layak dihormati. Pejabat dihormati oleh masyarakat adalah karena setiap tindakan dan keputusannya harus terdorong oleh tanggung jawab yang diembannya. Orang yang memiliki rasa tanggung jawab memang patut untuk dihormati. Dan segala sesuatu akan menjadi pelik jika dipegang oleh orang yang tidak memiliki rasa tanggung jawab.

Perhatikan apa yang terjadi di pentas dunia. Apa yang menyebabkan situasi Irak menjadi sedemikian rupa? Penyebabnya ialah adanya sebuah kekuatan liar dan tak memiliki rasa tanggung jawab di depan khalayak dunia. Kekuatan ini adalah pemerintah AS. Apa yang sedang terjadi di Irak sekarang adalah satu kejahatan besar yang sangat mengerikan. Sebuah kekuatan asing sedang menjalankan rencananya demi ambisi politik dan ekonomi, dan demi memenuhi ketamakan para pelaku bisnis perminyakan, para zionis, dan lain sebagainya terhadap kekayaan Irak dengan kedok perang melawan terorisme. Mereka tak segan-segan menyerbu dan mencengkram Irak serta menistakan martabatnya, padahal Irak adalah sebuah negara yang berbudaya, bersejarah, dan bermartabat. AS tadinya tidak menduga akan mendapat reaksi keras dari rakyat Irak seperti yang terjadi sekarang. Tapi sejak awal kita sudah menduganya. Beberapa bulan sebelumnya sudah kita katakan bahwa AS sedang menempuh langkah-langkah yang memancing reaksi rakyat Irak untuk mengangkat senjata.

Para pemuda Irak, baik Syiah maupun Sunni, di Najaf, Fallujah, Baghdad, dan berbagai kawasan lainnya gusar menyaksikan orang-orang AS. Mereka pasti menyerang selagi mereka mampu. Ini dipicu oleh AS sendiri, dan tak perlu mengkambing-hitamkan orang lain. AS tak perlu main tuding kesana kemari. Reaksi ini terdorong oleh kepribadian bangsa Irak sendiri. Kalian merebut negara yang menjadi milik sebuah bangsa, kalian melepaskan tentara kalian berkeliaran di jalan-jalan dan di kampung-kampung, kalian melanggar kehormatan kaum perempuan, kalian sungkurkan para pemuda setempat ke tanah dan kalian injak kepala mereka dengan sepatu kalian. Kita yang duduk di sini saja prihatin melihat pemandangan ini, lantas bagaimana mungkin orang Irak yang juga beriman dan bermartabat itu akan berdiam diri menerima perlakuan seperti itu?!

Tak perlu kalian mengkambing-hitamkan pihak lain, karena kalian sendirilah yang melakukan tindakan yang paling bejat terhadap bangsa Irak. Untuk apa kalian merazia rumah-rumah penduduk? Mengapa kalian berbohong? Kalian datang dengan klaim mencari senjata pembunuh massal, tapi sekarang mana senjata pembunuh massal itu? Mengapa kalian tak menemukannya? Apakah baru sekarang pertanyaan ini kami lontarkan? Di AS dan Eropa sendiri banyak tokoh terkemuka yang berteriak bahwa kalian berbohong, bahwa klaim Bush dan para kroninya hanya nonsens belaka.

Kalian datang ke Irak dengan klaim palsu. Kalian bukan mencari senjata pemusnah massal. Ambisi kalian adalah mencengkram Irak, menguasai minyaknya, dan bercokol di jantung Dunia Islam. Kalian berambisi menguasai jantung Dunia Islam. Kebohongan inilah yang menghasilkan kejahatan dan aksi pembantaian di berbagai kawasan Irak. AS tidak membedakan Sunni dan Syiah. AS memusuhi siapa saja di Irak yang enggan bertekuk lutut pada AS. Para petinggi AS mengatakan kepada semua orang di Irak tunduklah kalian, tutup mulut kalian, dan bahkan tutup mata kalian agar kami bebas melakukan apapun yang kami kehendaki. Siapapun yang tidak menuruti kata-kata mereka ini, maka dia akan dicap sebagai musuh dan mendapat stigma teroris. Inilah logika yang dipakai oleh rezim pendudukan AS di Irak. Tapi mereka salah besar. Mereka mengira khalayak dunia tidak mengerti apa-apa, mereka mengira akan bisa melanjutkan ambisinya itu. Mereka membawa-bawa nama demokrasi. Mereka mengaku datang ke Irak demi demokrasi. Tapi demokrasi tanpa rakyat jelas bukan demokrasi, melainkan pembantaian rakyat. Mereka mengaku datang demi memperjuangkan demokrasi dan HAM. Tapi apa betul HAM demikian?! Wajah peradaban Barat sekarang jauh lebih kelam dari sebelumnya. Mereka salah besar dan tidak mungkin akan berhasil.

Apa yang ingin dilakukan pemerintah AS sekarang terhadap rakyat Irak sama persis dengan apa yang dilakukan oleh Ariel Sharon terhadap orang-orang Palestina. Mereka sama-sama menggunakan tangan besi dalam merespon setiap reaksi terhadap kata dan tindakan. Dan apa dialami oleh rezim Zionis juga akan dialami oleh pemerintah AS. 60 tahun rezim Zionis berkuasa atas Palestina, dan bertahun-tahun orang-orang Palestina tak sempat melakukan gerakan. Tapi sekarang kehidupan sudah sedemikian mencekik kaum Zionis. Sedemikian susahnya mereka sehingga mereka bahkan tidak tahan menyaksikan keberadaan seorang ulama yang sudah tua dan duduk terkulai di atas kursi roda. Kaum Zionis tidak betah menyaksikan orang seperti Syeikh Ahmad Yassin. Ini juga dialami oleh orang-orang AS di Irak. Mereka mengira kebijakannya di Irak akan membuat mereka berhasil. Mereka memberangus koran, menutup media cetak, sampai menebar aksi pembantaian.

Dari sudut pandang prinsip kemanusiaan manapun, tindakan AS pasti terkutuk. Dan dari sudut pandang semua kaidah hukum alampun mereka pasti akan kandas. Cepat atau lambat AS pasti akan angkat kaki dari Irak dalam keadaan terhina. Saudara-saudara kita di Irak bisa mempercepat kepergian AS dan mengakhiri bahaya besar ini. Caranya adalah bersatu dan berpegang teguh pada Islam. Mereka harus menjaga spirit keislaman dan keimanannya serta menggunakan daya nalar, kebijaksanaan, dan strategi. Pahamilah dengan baik posisi para ulama dan marji'. Ketahuilah posisi mereka sebagai perekat umat. Pahamilah nilai keimanan Anda dan jangan sampai terjebak ke dalam perangkap perpecahan yang ditebar oleh musuh. Strategi musuh Anda yaitu AS, Inggris, dan para sekutunya, ialah menyulut perpecahan. Anda jangan sampai terjebak. Insya Allah, suatu hari kita akan melihat Irak merdeka dan bebas serta berada di bawah kendali rakyat Irak sendiri dan di bawah bendera Islam.

Ilahi, anugerahkan kemuliaan kepada umat Islam di seluruh dunia. Ilahi, curahkan doa-doa Hazrat Baqiyatullah kepada kami dan seluruh umat Islam. Teguhkan rasa persaudaraan di tengah umat di seluruh penjuru dunia dan jauhkan mereka dari bahaya musuh-musuh Islam.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu.

Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khomenei

1 komentar: